Petani Jagung, Suwarno H Hasan didampingi A. Hamid, warga Desa Lasi, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu (dok : topikbidom.com)
Dompu, Topikbidom.com - Sejumlah petani jagung di Desa Lasi, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, mengaku kecewa dengan sikap Bank Syariah Indonesia (BSI) cabang Dompu. Pasalnya, BSI sampai saat ini belum juga merealisasikan pengajuan kredit oleh para petani di Desa Lasi.
"Kami sudah 3 tahun menjadi nasabah dana kredit KUR BSI cabang Dompu. Bahkan selama ini kami tidak pernah telat dalam membayar iuran bulanan. Tapi saat kami ajukan kredit KUR baru, sampai saat ini belum juga direalisasikan," ungkap Petani Jagung, Suwarno H Hasan didampingi A. Hamid, warga Desa Lasi, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, pada wartawan, Kamis (28/10/2021).
Diakui Suwarno, file berkas pengajuan kredit KUR masih ada di BSI. Bahkan, sampai saat ini Sertifikat yang sebelumnya diagungkan kemarin masih disimpan oleh pihak bank setempat. "Sampai hari ini Sertifikat agunan kami belum juga dikembalikan oleh pihak BSI. Mereka beralasan sertifikat itu disimpan di Bima," ungkapnya.
Kondisi ini lanjut Suwarno, menimbulkan dampak yang sangat luar biasa bagi dirinya bersama teman teman petani yang sebelumnya sudah mengajukan kredit dana KUR tersebut. "Jujur saja, tahun ini kami terancam tidak bisa menanam jagung karena tidak ada modal karena tidak ada realisasi dari BSI," katanya.
Menurut Suwarno, mestinya BSI dari awal memberikan penjelasan kepada pihaknya kalau memang pengajuan kredit itu tidak bisa direalisasikan.
"Kalau pengajuan kami tidak terima, mestinya kembalikan berkas dan sertifikat agunan kami itu. Jangan buat kami menunggu tanpa ada kabar. Kalau begini caranya, kami terancam tidak bisa menanam jagung," jelasnya.
Diakui Suwarno, beberapa tahun sebelumnya BSI pernah merealisasikan pengajuan kredit dana KUR. Nilainya, mencapai Rp 30 Juta. "Pada kredit pertama dari nilai pencairan dana KUR 30 Juta, kami membayar Rp 32 juta per-8 bulan," terangnya.
Pada pencairan kredit dana KUR yang kedua, itu Rp 35 juta dan pembayaran per-1 tahun sebesar Rp 40 juta.
"Intinya, kami tetap lancar bayar dan sudah lunas. Tapi, anehnya pada pengajuan kredit yang selanjutnya, tidak direalisasikan oleh BSI. Letak kesalahan kami dimana sehingga pengajuan kami tidak direalisasikan. Padahal selama ini pembayaran kami lancar," herannya.
Berangkat dari hal ini tambah Suwarno, pihaknya berharap adanya respon dan bantuan dari Pemda Dompu. "Kami sangat membutuhkan bantuan ditengah kondisi kami seperti ini. Kami terancam tidak bisa tanam jagung karena tidak ada modal," tandasnya.
Sementara itu, sampai berita ini diunggah BSI cabang Dompu, belum berhasil diwawancarai. RUL