Festival Tambora 2022 "Diwarnai Keluhan"

Kategori Berita

.

Festival Tambora 2022 "Diwarnai Keluhan"

Minggu, 05 Juni 2022

 


Dompu, Topikbidom.com - Kegiatan Festival Tambora Tahun 2022 yang dilaksanakan untuk memperingati 207 tahun atas tragedi meletusnya Gunung Tambora (Dunia Menyapa Tambora/TMD), menuai keluhan dan kekecewaan yang diungkap para pengunjung. 


Acara yang terpusat di lokasi Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT), tepatnya di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu dan dihadiri oleh pihak Pemerintah Pusat, Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Daerah (Pemda) Dompu, masyarakat dan pihak lainnya ini, (4-5 Juni 2022) selain dianggap biasa. Juga, minimnya ketersediaan air bersih, sulitnya jaringan internet dan banyaknya sampah yang berserakan. 


Salah satu pengunjung Festival Tambora, mengaku kecewa dengan pelaksanaan acara tersebut. Padahal, kegiatan itu berskala Nasional. "Kegiatan Festival Tambora tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak kendala yang dirasakan terutama dialami para pengunjung," ungkap Aris Munandar, warga Kabupaten Dompu, pada Topikbidom.com, Minggu (5/6/2022) lalu. 


Ia menyebut, selain acaranya berlangsung biasa (tidak semeriah acara yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya), juga di lokasi acara minim air bersih, fasilitas MCK, kesulitan mendapatkan jaringan internet dan banyaknya sampah berserakan. "Itulah fakta yang terjadi pada acara Festival Tambora," bebernya. 


Ia juga, menyebut pada tahun sebelumnya acara dilaksanakan di lokasi Padang Savana Doro Ncanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. "Tahun lalu, acaranya sukses. Bahkan, semua fasilitas tersedia (MCK, Air Bersih, Jaringan Internet,red). Itu berkat persiapan panitia pelaksana kegiatan yang luar biasa dalam menyiapkan berbagai kebutuhan di lokasi acara," katanya. 


Menurut Aris Munandar, mestinya acara kemarin (Festival Tambora) tidak dilaksanakan di lokasi TNGT. Selain, lokasinya sangat jauh dan sulit dijangkau para pengunjung (masyarakat), juga fasilitas yang dibutuhkan tidak memadai. "Mestinya panitia belajar dari pengalaman. Kalau tidak salah, tempo dulu ada acara yang dilaksanakan di lokasi TNGT. Bahkan, saat itu kalau tidak salah ada banyak kendala dan keluhan dari para pengunjung," ungkapnya lagi. 


Minimnya Air bersih dan MCK mendominasi keluhan dibalik Festival Tambora?


Mirisnya, akibat minimnya sarana dan fasilitas itu, membuat para pengunjung kebingungan. Apalagi, jarak yang ditempuh dari lokasi  TNGT menuju jalan besar di Doro Ncanga, sangat jauh. "Sejumlah pengunjung tidak mungkin mampu menahan BAB. Jadi pak wartawan tentunya tahu seperti yang harus  dilakukan oleh mereka," katanya lagi. 


Lanjut Aris Munandar, kenapa sarana dan fasilitas bisa tidak memadai, sementara anggaran yang digelontorkan untuk mensukseskan kegiatan itu sangat besar. "Saya heran, kenapa panitia pelaksana kegiatan tidak mampu mencukupi sarana dan fasilitas itu," herannya. 


Tambah Aris Munandar, mestinya kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini, ada tolak ukur kemajuan yang dicapai yang tentunya dirasakan oleh masyarakat dan daerah. "Saya juga bingung, apa sih capaian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini," tuturnya. 


Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si, mengatakan keluhan yang diungkap para pengunjung itu hal yang lumrah dan keluhan tersebut, selalu saja muncul saat pelaksanaan kegiatan tersebut. "Kegiatan tahun tahun sebelumnya banyak juga menuai keluhan dari masyarakat," ungkapnya, saat diwawancarai Topikbidom.com melalui via seluler, Senin (6/6/2022). 


Ia menjelaskan, perlu diketahui pelaksanaan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi NTB termasuk pihak TNGT, Geopark Tambora dan Pemda Dompu.  Artinya, Pemda Dompu merasa terbantu dengan adanya keterlibatan para pihak. 


Mengenai air bersih, kemarin para panitia sudah maksimal dalam memberikan pelayanan. Bahkan, beberapa unit mobil tangki penampung air bersih, baik itu milik pemerintah, kepolisian, PT SMS dan lainnya dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan air khususnya bagi para pengunjung. "Begitu juga dengan fasilitas MCK, itu sudah dibangun beberapa unit. Bahkan, ada juga mobi MCK yang beroperasi secara mobile," jelasnya. 


Disinggung mengenai ketersediaan fasilitas penunjang jaringan internet di lokasi acara? 


Kata Dia, itu memang menjadi kendala. Sebulan sebelum pelaksanaan kegiatan, pihaknya sudah bersurat secara resmi kepada Telkom untuk membantu menyediakan fasilitas pendukung jaringan internet di lokasi acara. Namun, itu tidak bisa mereka penuhi karena terkendala fasilitas yang sedang tidak berada di wilayah Kabupaten Dompu. "Tapi kami sebelumnya sudah berusaha, tapi mau gimana kalau fasilitas itu tidak ada," terangnya. 


Bagaimana dengan banyaknya sampah berserakan di lokasi acara?


Lanjut Abdul Muis, sejak awal panitia, khususnya pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah melakukan berbagai langkah, termasuk menyediakan dan membagikan karung serta plastik di lokasi acara, khususnya kepada para pengunjung untuk menampung sampah sisa aktivitas para pengunjung. 


Tapi sayangnya, hal itu tidak dimanfaatkan oleh para pengunjung dengan baik, sehingga sampah dibuang begitu saja dan berserakan. "Mestinya harus ada kesadaran diri para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan," katanya. 


Bagaimana sikap pemerintah merespon banyak keluhan pengujung di lokasi acara?


Ia menegaskan, perlu diketahui berdasarkan laporan dari pihak keamanan, jumlah pengunjung yang hadir di lokasi kegiatan, itu sebanyak 5000 orang. Maka, tidak mungkin panitia bisa mampu memberikan kepuasan dalam hal pelayanan kepada pengunjung. 


"Masa iya, pemerintah harus menghabiskan anggaran yang sangat besar untuk membangun berbagai fasilitas, sementara kegiatan hanya berlangsung 2 hari saja," tuturnya. 


Menurut Abdul Muis, mestinya kesadaran terhadap banyaknya kekurangan di lokasi acara bisa menjadi tolak ukur para pengunjung. Namanya, juga orang Camping tentu menikmati keindahan alam dengan penuh keterbatasan. "Para pengunjung harus sadar dan tau apa yang harus dilakukan ketika melakukan camping. Ya, termasuk menyediakan sendiri apa yang dibutuhkan," katanya lagi. 


Meski demikian tambah Abdul Muis, apapun keluhan yang disampaikan para pengunjung tetap diakomodir dan akan dijadikan landasan agar pelaksanaan kegiatan tahun depan bisa dilaksanakan dengan baik lagi. "Ini yang tentunya akan dilakukan," tandasnya. RUL