Anak Bosan di rumah, Ini Penyebabnya

Kategori Berita

.

Anak Bosan di rumah, Ini Penyebabnya

Selasa, 10 Januari 2023
Firmansyah, S.Psi., M.MKes


Orang tua sering bingung mengapa buah hatinya tidak betah di rumah dan cenderung ingin keluar rumah. Agar bisa keluar rumah berbagai alasan dilontarkannya. Ingin ke rumah temanlah, ada kerjaan kelompoklah atau lainnya. 


Ketika anak sering keluar rumah apalagi untuk hal-hal yang tidak perlu dan berlangsung hingga larut malam tentu akan sangat menghawatirkan orang tua. 


Takutnya ketika keluar rumah anak remaja terlibat pada tindakan yang tidak diharapkan semisal kriminal, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba dan lainnya yang negatif. 


Bila anak remaja bisa betah (tidak bosan) di rumah tidak hanya membuat orang tua berbahagia namun juga anak remaja bisa tercegah dari hal yang tidak diharapkan. 


Dengan semakin banyaknya waktu anak remaja berada di rumah mereka bisa mengerjakan tugas sekolahnya di rumah atau juga dapat berinteraksi dengan keluarga. 


Akhir-akhir ini disinyalir bahwa tindakan keluyuran anak remaja hingga larut malam sering menjadi penyebab munculnya banyak kenakalan anak remaja. 


Lainnya tindakan keluyuran hingga larut malam dari anak remaja diindikasikan sebagai bentuk kurangnya pengontrolan atau pengawasan dari orang tua. 


Seharusnya anak remaja tidak boleh keluyuran hingga larut malam karena keesokan harinya mereka akan berangkat kesekolah. 


Mereka harus bisa menjaga kesehatannya dan juga punya waktu yang cukup untuk istrahat sehingga saat menerima pelajaran di sekolah mereka tidak mengantuk. 


Lalu apa yang mendorong anak tidak betah di rumah dan cenderung ingin berkumpul dan berlama-lama dengan teman-temannya diluar rumah? 


Ada banyak hal yang membuat anak remaja tidak betah atau bosan di rumah dan hal tersebut harus diantisipasi secara dini oleh orang tua, sehingga anak bisa betah di rumah. 


Dari laman https://yoursay.suara.com yang dikutip Selasa (10/01/22) menyebut ada dua hal yang menjadi penyebab anak tidak betah di rumah. Adapun kedua hal tersebut adalah; 


1. Suasana rumah yang tidak nyaman 


Rasa nyaman di dalam rumah biasanya didapat dari suasana keluarga yang harmonis. Sebenarnya, tidak ada patokan tingkatan bagi keluarga harmonis. Akan tetapi, seberapa harmonisnya dan nyaman suasana di rumah dapat dilihat dari bagaimana anak bisa betah atau tidak. 


2. Tidak mempunyai teman di rumah 


Anak yang kerap merasa sendirian di rumah akan lebih tergoda untuk pergi keluar rumah. Apalagi jika di sekitar rumah, ada begitu banyak anak-anak seusianya yang dapat ia ajak bermain bersama. 


Berikutnya dari laman https://nasional.kompas.com yang juga dikutip dalam waktu yang sama menyebut ada 5 hal yang membuat anak remaja tidak betah di rumah, adapun 5 hal tersebut adalah; 


1. Tidak punya jadwal teratur. 


Anak-anak yang tak terbiasa mempunyai jadwal sejak kecil, akhirnya cenderung menggunakan waktunya sembarangan. 


2. Tidak ada kegiatan yang diminati. 


Ketiadaan kegiatan atau hobi yang diminati membuat anak menghabiskan waktunya hanya untuk bermain. Solusinya orang tua harus jeli melihat dan mengarahkan bakat atau minat anak. 


3. Kurangnya komunikasi yang baik. 


Anak-anak yang komunikasinya kurang bagus dengan orang tua memiliki kecenderungan untuk selalu bermain diluar rumah dan bergabung dengan teman-teman lainnya. 


4. Karakter anak mendukung. 


Beberapa karakter tertentu, seperti, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik, umumnya tidak bisa disuruh diam di rumah, anak dengan karakter seperti ini menyukai kegiatan di lapangan luas. 


5. Tidak ada teman di rumah. 


Anak yang selalu sendirian di rumah, tapi tinggal di lingkungan di mana banyak anak yang sebaya dengannya, cenderung lebih mudah tergoda untuk bermain bersama. 


Dari beberapa informasi terkait anak tidak betah di rumah bisa menjadi pengetahuan penting terutama bagi para orang tua untuk dapat merekontruksi hal penting yang dibutuhkan anak dan membuat anak betah berada di rumah. 


Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua terutama dalam memberikan lingkungan yang baik bagi anak untuk tumbuhkembang sesuai dengan yang diharapkan. 


Penulis Firmansyah, S.Psi., M.MKes, Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi "Buah Hati" juga sebagai Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Setda Dompu dan Anggota Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Dompu.