Dompu,
Topikbidom.com - Jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakwan)
Kabupaten Dompu, terus melakukan berbagai langkah termasuk Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, khususnya Peternak. Hal ini,
dilakukan guna mengantisipasi wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak.
"Penyediaan
daging, susu dan jeroan bagi masyarakat harus benar-benar baik dan higienis.
Maka itu, perlu antisipasi penyakit PMK pada ternak," ungkap Kadis
Disnakwan Dompu, Muhammad Abduh SE, M.Si, Senin (09/09/2024).
Ia menyebut,
penanganan dan penanggulangan PMK mengacu pada Surat Edaran Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor: 01/SE/PK.300/M/5/2022 tanggal 10 Mei 2022 tentang
pengendalian dan penanggulangan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
Salah satunya, arahan Mentan RI dalam Surat Edaran (SE) dimaksud yakni pada angka 4 pelaksanaan kegiatan optimalisasi reproduksi poin (a) kegiatan optimalisasi reproduksi (Sikomandan) agar tetap berjalan di daerah yang tidak ada pelaporan kasus PMK, dengan menerapkan protokol biosekuriti dan SOP yang memadai bagi Petugas Inseminator (IB) dan Pemeriksa Kebuntingan (PK) di Lapangan.
Poin (b) juga
menyebut, menghentikan sementara kegiatan
IB dan PK di daerah wabah PMK atau yang telah dikonfirmasi positif secara laboratorium dengan radius
paling kurang 10 kilometer dari titik kasus.“PMK memperlihatkan gejala seperti
lepuh di lidah dan murkosa mulut, hipersalivasi (liur berlebihan) dan berbusa,
pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku," bebernya.
Apakah penyakit itu (PMK), sudah mengenai ternak di Kabupaten Dompu?
Kata Dia,
sejauh ini di Dompu belum ditemukan adanya kasus PMK, sehingga pencegahan dan
penanggulangannya merujuk pada angka 4 poin (a) Surat Edaran Mentan.
"Karena belum ada kasus terkait PMK pada ternak, penanganan dan
pencegahannya merujuk pada angka 4 poin (a) SE Mentan," jelasnya.
Lanjut Dia,
kegiatan lain sebagai pencegahan dini PMK adalah dengan melakukan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat. "Menanggulangi dan mencegah
secara dini PMK, Disnakwan juga melakukan KIE dan pelayanan medis veteriner
berupa pemberian obat dan vitamin terhadap ternak masyarakat," terangnya.
Selain langkah
itu, apa langkah lainnya yang dilakukan Disnakwan?
Melakukan
pertemuan koordinasi dengan UPTD Disnakwan kecamatan yang dihadiri berbagai
pihak seperti unsur polres, camat dan stakeholder. "Ini adalah upaya
pencegahan penyebarluasan PMK, kami juga melakukan pertemuan koordinasi dengan
UPTD kecamatan dihadiri unsur polres, camat dan stakeholder guna melakukan
monitoring, sosialisasi, serta pembinaan kepada peternak," katanya.
Apa langkah
yang harus dilakukan peternak untuk antisipasi PMK?
Menjual dan
membeli daging dan jeroan dari Rumah Potong Hewan (RPH) yang ditunjuk dan
diawasi pemerintah. Selain itu, menjual dan membeli daging serta jeroan
disertai surat keterangan kesehatan daging atau surat keterangan kesehatan produk hewan yang dilengkapi
stempel yang menyatakan daging atau jeroan yang dijual atau dibeli dalam
kondisi baik. "Kemudian cuci peralatan penanganan daging dan jeroan dengan
detergen," paparnya.
Bagaimana cara
agar daging dan jeroan tetap sehat dan
higienis?
Daging yang
dibeli rebus dahulu selama 30 menit di air mendidih. Bila tidak langsung diolah dinginkan lalu
bekukan. Pastikan jika membeli jeroan
agar memilih jeroan yang sudah direbus atau jika jeroan masih mentah, rebus
dahulu dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan di kulkas atau
diolah.
Kemudian,
bekas kemasan daging tidak langsung dibuang, rendam dahulu dengan
detergen/pemutih pakaian/cuka dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan.
"PMK
tidak membahayakan kesehatan manusia, selama daging, susu dan jeroan dimasak
sesuai ketentuan yang benar, selama itu pula daging, susu dan jeroan akan tetap
baik dan higienis untuk dikonsumsi," paparnya lagi.
Ia, mengajak
seluruh lapisan masyarakat khususnya para peternak untuk ikut membantu
pemerintah mencegah PMK. Bila menemukan kasus ini segera melaporkan kepada
pihaknya, agar segera ditindaklanjuti. “Mari bersama-sama mencegah PMK pada
ternak mulai dari lingkungan masing-masing," tandasnya. Advertorial