Menjadi Orang Tua Hebat Menurut DPPKB Dompu

Kategori Berita

.

Menjadi Orang Tua Hebat Menurut DPPKB Dompu

Sabtu, 07 September 2024
Plt. Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk dan Kerluarga Berencana (DPPKB) Dompu Abdul Syahid SH



Dompu, Topikbidom.com – Keluarga berkualitas akan mampu diwujudkan, apabila masing-masing keluarga memiliki ketahanan keluarga yang tinggi dan akan tercipta apabila masing-masing keluarga dapat melaksanakan fungsi-fungsi kelaurga secara serasi, selarasa dan seimbang.

 

“Langkah yang harus dilakukan untuk memiliki ketahanan keluarga yakni menerapkan fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidian, ekonomi serta pembinaan lingkungan,” ujar Plt. Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk dan Kerluarga Berencana (DPPKB) Dompu Abdul Syahid SH, Sabtu (07/09/2024).

Ia, juga menjelaskan dukungan orang tua kepada buah hatinya dalam pengasuhan, khsusnya terkait dengan pendidikan anak dan pola asuh yang digunakan orang tua dalam mendidik anak. Sebab, orang tua sangat berperan dalam pengasuhan buah hatinya. “Pengasuhan adalah proses mendidik, mengajarkan dan mencontohkan karakter, kontrol diri, sekaligus pembentukan tingkah laku yang diterapkan orang tua pada anak secara konsisten dari waktu ke waktu,” paparnya.

 

Lantas, apa perbedaan pola (gaya) pengasuhan itu?

 

Tambah Abdul, otoriter merupakan gaya menerapkan peraturan yang ketatk dan memaksa anak untuk mematuhinya. Kalau anak tidak patuh, maka ia dihukum. Hukuman fisik dianggap sah-sah saja. Permisif, dimana orang tua selalu menuruti keinginan anak dan cenderung membiarkan anak berbuat semaunya. Mereka menganggap hal itu adalah wujud rasa sayang tanpa menyadari hal itu, justru bisa menjerumuskan anak, membuat anak cenderung egois dan tidak mampu mengontrol diri.

 

Demokratis, dimana orang tua yang demokratis merupakan daya pengasuhan yang menghargai kepentingan anak, tetapi juga menekankan pada kemampuan untuk mengikuti aturan. “Selain itu, juga diabaikan. Dimana, orang tua dengan pola asuh ini mengabikan keberadaan anak, bahkan menunjukkan ketidakperdulian terhadap anak. Mereka tidak mengambil tanggungjawab pengasuhan dan tidak menetapkan aturan-aturan,” tandasnya. Adverorial