Dompu,
Topikbidom.com - Fungsional Perencana Ahli Muda Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Dompu Awaluddin S.Pt, mengatakan optimalisasi pemanfaatan pakan
hasil sisa pertanian dan perkebunan. Sistem pemeliharan ternak yang dilakukan
oleh peternak masih sebagai usaha sambilan, maka kondisi menyebabkan perhatian
petani ternak terhadap ternak sapi sangat kurang.
Khususnya
dalam pemberian dan penyediaan pakan pada ternak, karena system pemeliharaannya
adalah dengan cara dilepas sehingga ternak mencari sendiri makanannya.
Ketersediaan pakan hijauan ternak pada musim hujan, baik pada daerah padang
pengembalaan maupun pada daerah pertanian sangat melimpah, sementara pada musim
kemarau ketersediaan pakan relative berkurang.
“Untuk
mengatasi hal ini maka kondisi ini perlu adanya campur tangan dari peternak itu
sendiri, yaitu dengan menyediakan pakan sebagai antisipasi kekurangan pakan
ternak sapi pada musim kemarau dengan memanfaat limbah pertanian dan perkebunan
yang setiap tahunnya cukup melimpah,” ujarnya, Senin (09/09/2024).
Sementara
pada daerah pertanian, dimana diketahui limbah pertanian sebagai salah satu
sumber pakan ternak belum dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah limbah pertanian
yang dihasilkan setiap tahun adalah sebanyak 704.230 ton/ha/thn dan baru
dimanfaatkan sebagai pakan adalah sebanyak 349.466 ton/ha/th. “Upaya yang
dilakukan adalah adanya integrasi antara system beternak Sapi dengan usahatani,
dimana hasil sisa atau limbah pertanian dan perkebunan dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak sapi, serta meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak
dalam pengolahan dan pengawetan bahan pakan untuk disimpan sebagai bahan pakan
cadangan dimusim kemarau.
Peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan, akses teknologi dan akses pasar serta permodalan.
Usaha pengembangan ternak sapi di kabupaten dompu masih dalam skala kecil dan
hanya sebagai usaha sambilan sementara usaha pokoknya adalah usahatani.
Disamping itu juga Usaha ternaknya masih dilakukan secara individu, kondisi
inilah yang menyebabkan akses terhadap permodalan, pengetahuan dan ketrampilan
serta akses teknologi dan akses pasar sangat rendah tidak efisien dan efektif. “Maka
upaya yang dilakukan adalah upaya pembentukan kelembagaan kelompok ternak yang
kuat dengan berorientasi pada pengembangan usaha ekonomi, berdaya saing dan
berkelanjutan,” tandasnya. Advertorial