Dompu,
Topikbidom.com - Fungsional Perencana Ahli Muda Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Dompu Awaluddin S.Pt, mengatakan memelihara ternak Sapi bagi
masyarakat bukan merupakan usaha pokok tapi hanya sebagai usaha sambilan
disamping bertani. Disamping itu pemeliharaan ternak sapi masih dikelola secara
individu dan dalam skala kecil. Kondisi yang demikian menyebabkan pemanfaatan
Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal.
Perlu
untuk dilakukan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Untuk Pemeliharaan Ternak Sapi
Melalui Penguatan Kelembagaan Kelompok Peternak, sehingga dengan demikian
persoalan yang mendasar terhadap pengembangan usaha ternak sapi akan diatasi
secara efektif dan efisian. Pemeliharaan ternak sapi bagi masyarakat di
kabupaten Dompu adalah sudah menjadi tradisi atau turun temurun.
Namun
kegiatan usaha ini masih dilakukan secara tradisional, dimana system
pemeliharaan ternak dengan cara dilepas dan dibiarkan untuk mencari makan
sendiri dan jarang adanya campur tangan dari petaninya sendiri. Kondisi
disebabkan karena usahatani ternak sapi adalah masih bersifat sebagai usaha
sambilan, sementara usaha pokoknya adalah usahatani. Upaya yang dilakukan dalam
pengembangan ternak sapi adalah dengan ekstensifikasi di daerah kurang penduduk
atau daerah pengembalaan ternak, serta pengembangan sitem beternak secara
intensifikasi di daerah padat penduduk atau daerah pertanian.
“Sistem
usaha ternak masih dilakukan secara tradisional dimana ternak sapi dilepas
begitu saja untuk mencari makan sendiri dan hanya sekali sekali saja pemiliknya
datang melihat atau pada saat ternak dibutuhkan untuk dijual atau dipotong.
Kondisi ini menyebabkan perhatian petani terhadap ternak sangat kurang,”
ujarnya, Senin (09/09/2024).
Kondisi
inilah yang menyebabkan produktifitas dan produksi ternak sangat rendah. Dimana
dengan kondisi pengembangan ternak yang ada sekarang produksi dan produktifitas
ternak sangat rendah. Tingkat kelahiran ternak yang rendah, berat badan ternak
sapi hanya berkisar antara 150 kg/perekor s.d. 200 kg./ekor. Disamping itu
tingkat kelahiran ternak hanya mencapai 5 % pertahun. Disamping itu tingkat
kematian pedet masih cukup tinggi yaitu sampai 14 %.
Upaya
yang dalam meningkatkan produksi dan produktifitas ternak sapi, mengupayakan
adanya keterlibatan peternak dalam proses produksi dan produktifitas ternaknya
adalah melalui pengembangan usaha ternak sapi dengan Sistem Intesifikasi pada
daerah padat penduduk atau pertanian dan ekstensifikasi pada daerah kurang
penduduk atau daerah padang pengembalaan.
“Diharapkan
dengan upaya ini, maka tingkat kelahiran ternak dapat diharapkan 1 tahun 1 ekor
kelahiran, berat badan ternak bias meningkat menjadi minimal 300 kg/ekor, serta
tingkat kematian pedet dapat ditekan sampai nol persen,” tandasnya. Advertorial