Dompu, Topikbidom.com – Dinamika dan hiruk pikuk politik, tidak akan pernah jauh dengan reaksi luar biasa dari seluruh Masyarakat Kabupaten Dompu. Khusunya dalam proses tahapan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Bupati dan Wakil Bupati Dompu, periode 2024-2029.
Apalagi, sampai saat ini jejaring sosial (Facebook) merupakan wadah luar biasa bagi masyarakat untuk menyampaikan unek – uneknya, bahkan parahnya Facebook dijadikan tempat untuk saling serang dan mencaci maki, akibat beda pemahaman dan dukungan politik. Banyak sebagian orang menganggap dinamika media sosial, akan berdampak pada kelangsungan proses pesta demokrasi. Berbagai tanggapan dan pendapat ini diungkap Dinas Kominfo Dompu, Kesbangpoldagri, PGRI dan KNPI Dompu (para peserta), terasa mewarnai momentum acara Gobrol Pilkada Bareng MIO Dompu (tema Media Dalam Balutan Pilkada) yang berlangsung di Gedung PKK Dompu, Jumat malam (04/10/2024).
Lantas, seperti apa tanggapan mereka?
Plt. Kepala Dinas Kominfo Dompu, Ir. Ruslan, menyampaikan rasa prihatinnya terhadap dinamika pembahasan politik Dompu di Facebook. Kondisi ini, tentu harus disikapi secara serius, guna mengantisipasi berbagai gejolak yang ditimbulkan. Maka itu, perlu dibutuhkan peran semua pihak, termasuk Pers.
Kata Dia, Pers harus mampu menempatkan diri untuk memberikan pendidikan dan pemahaman politik terhadap masyarakat, melalui pemberitaan. “Pers ibarat hadir dengan kesejukan dan penyeimbang, agar hal yang ditakutkan tidak terjadi di Bumi Nggahi Rawi Pahu,” ujarnya.
Kata Dia, semua harus bersepakat bahwa ibarat baju yang dikenakan adalah pakaian (berbaju) Nggahi Rawi Pahu. Semua, pun harus bersepakat Pilkada adalah kebutuhan semuanya. “Saya yakin semua pihak berbaju nurani,” jelasnya.
Maka itu, semua harus memiliki kesadaran untuk bersama sama menciptakan Pilkada yang aman dan damai. “Ini juga yang kami harapkan kepada media yang ibarat tumbuh jamur di Musim Hujan,” terangnya.
Kepala Kesbangpoldagri, Ardiansyah SE, mengatakan peran media sangat penting dan strategis. Media adalah pintu masuk untuk menunjang pelaksanaan Pilkada Tahun 2024 yang berkualitas. Apalagi, Kabupaten Dompu memiliki sejarah luar biasa dalam Pilkada. Ia, menyebut Pilkada dan dunia digital tidak bisa dipisahkan. “Setiap orang bergantung dalam dunia digital. Bahkan, sangat mempengaruhi secara nyata soal Pilkada,” ujarnya.
Mengenai penanganan gejolak atau dinamika politik dalam dunia digital, harus diatasi juga penanganannya melalui digital. Artinya, para pihak harus berperan penting dalam menyikapi masalah yang terjadi, termasuk memberikan pemahaman dan masukan kepada masyarakat. “Dompu memang ada banyak yang bermain politik dengan menyebar berita hoax dan ujaran kebencian. Saya pasti semua orang disini tentu tahu siapa pelaku pelaku itu,” jelasnya.
Tambah Ardiansyah, intinya semua harus tegak lurus dengan aturan dan kembali pada wawasan kebangsaan. Sejatinya, bagaimana negara menjamin hak warga negara dan bagaimana proses hajatan pesta demokrasi berjalan dengan baik, demi keutuhan NKRI, termasuk Bumi Nggahi Rawi Pahu.
“Pilkada sukses, bagaimana cara melihatnya. Regulasi dan aturan sudah dibuat dengan luar bisa dan tinggal bagaimana semua itu ditaati alias tidak boleh dilanggar. Mari sama sama menjaga dan mensukseskan pesta demokrasi dengan aman damai,” terangnya.
Disela waktu, Ketua PGRI Dompu, Muhammad Asyrul Riadi, S.Pd, menyampaikan sosialisasi pemahaman politik menjelang Pilkada, perlu menyentuh di wilayah sekolah. Terutama, para guru dan siswa. “Artinya para pihak yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi, harus juga menyampaikan pemahaman politik dalam dunia pendidikan. Ingat, pemilih yang juga berprofesi sebagai guru di Dompu ini, itu banyak (jumlahnya 50 persen). Artinya, mereka juga harus mendapatkan informasi mengenai apa dan seperti apa politik,” ujarnya.
Terlepas dari hal itu, Asyrul juga berharap peran serius media dalam mengawal proses jalannya pesta demokrasi yang aman dan damai.” Mari wujudkan Pilkada yang harmonis, aman dan cinta damai,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah II Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD II KNPI) Kabupaten Dompu periode 2024-2026, Muhammad Iradat S.Gz, mengaku prihatin terhadap dinamika pembahasan politik Pilkada Dompu yang terjadi di Facebook. “Caci maki sangat luar biasa di Facebook. Jujur, saya sudah hampir beberapa bulan takut buka Facebook, sebab kalau saya buka hilang semangat saya karena membaca dan melihat prilaku prilaku yang tidak mencerminkan adat dan budaya,” ujarnya.
Kondisi ini, harus disikapi secara serius oleh para pihak, termasuk memberikan edukasi dan mengajarkan sikap yang didasari dengan kesopanan berdasarkan adat ketimuran. “Kita tidak bisa menolak fase ini. Tapi setidaknya kita mampu mengatasinya dengan adat dan budaya,” jelasnya.
Maka itu, diharapkan kepada Pers mampu berperan penting mewujudkan kedamaian, ketentraman dalam kehidupan masyarakat ditengah gelombang atau hiruk pikuk pesta demokrasi.” Termasuk menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga adap dalam berpolitik,” tandasnya. RUL/Advertorial