Pilkada 2024, H Muis: Peran Pers Ibarat Wasit

Kategori Berita

.

Pilkada 2024, H Muis: Peran Pers Ibarat Wasit

Sabtu, 05 Oktober 2024
Narasumber, H Abdul Muis SH M.Si, saat menyampaikan materi dalam acara Ngobrol Pilkada (Ngopi) bersama MIO Dompu 


Dompu, Topikbidom.com - Dalam dinamika dan hiruk pikuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 di Kabupaten Dompu, peran Jurnalis (Pers) diharapkan mampu menjadi penyeimbang dan menyajikan informasi yang berimbang untuk masyarakat. Pemberitaan atau hasil kerja Jurnalistik, khususnya mengenai politik merupakan wadah informasi yang dikonsumsi publik.

 

Artinya, peran Pers dituntut profesional sesuai dengan ketentuan undang-undang Pers 40 Tahun 1999. “Pers itu ibarat Wasit yang harus bersikap adil. Berita, khususnya kaitan politik (Pilkada) harus berimbang dan tidak boleh memihak,” ujar H Abdul Muis SH M.Si (Ketua PWI NTB), saat menjadi Narasumber pada kegiatan Gobrol Pilkada (NGOPI) yang dilaksanakan DPD MIO Dompu di Gedung PKK Dompu, Jumat malam (04/10/2024).

 

Bicara tema kegiatan Media Dalam Balutan Pilkada 2024, sepertinya ada kegalauan tentang dan bagaimana peran Pers menghadapi Pilkada. Artinya, besar harapan publik Pers diharapkan mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada. Salah satunya, Pers tidak boleh memihak atau hanya memberitakan kegiatan satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Dompu.

 

“Kalau memang ada kontrak kerjasama, bukan berarti tidak memberikan ruang pemberitaan bagi paslon lainnya,” jelas H Abdul Muis yang diketahui sudah lama melintang dalam dunia Jurnalis (wartawan senior).

 

Pers harus paham dengan tugas dan tanggungjawabnya, salah satunya menjamin transparansi informasi. Termasuk berita berita kaitan politik, tentunya harus berdasarkan data dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.”Berita kaitan politik juga menjadi bagian tolak ukur bagi masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya. Artinya, informasi yang sajikan harus berimbang dan tidak boleh terkesan menjelekan paslon lain,” terangnya.

 

Apalagi, saat ini perkembangan pembahasan politik, khususnya di media sosial Facebook, terkesan panas. Bahkan, terlihat saling serang dan saling mencaci maki. “Kondisi ini diharapkan Pers menjadi penyejuk dalam suasana kepanasan. Pers harus memberikan edukasi bagi masyarakat,” tandasnya. RUL/Advertorial