Anggreana Yudha |
Dompu - Proses tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Dompu Tahun 2024, terus berjalan. Pilkada di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini diwarnai berbagai dinamika, baik itu isu-isu seperti politik uang, kartel, oligarki,sosok orang-orang kuat dan sebagainnya.
Isu inilah yang terkesan menjadi langganan setiap momentum pesta demokrasi. Celakanya, isu tersebut semakin spektakuler karena masyarakat dengan mudah mengakses informasi melalui Media Sosial (Medsos). Dalam pemahaman politik saat ini, Medsos merupakan motor penggerak yang benar-benar diyakini efektif untuk mengampanyekan pasangan calon.
Memang tidak bisa dihindari oleh semua orang, bahwa Medsos diakui lebih signifikan untuk membentuk opini publik, karena disetiap pelosok daerah Bumi Nggahi Rawi Pahu sebagian besar masyarakat menggunakan Smartphone. Pendekatan politik melalui medsos ini memungkinkan berhasil menarik perhatian masyarakat.
Dengan demikian, pendekatan Medsos adalah langkah yang baik, bila mana sajian tulisan dan tontonan di media sosial dilandasi dengan etika moral serta kaidah-kaidah yang ada, sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan mencederai orang lain.
Dalam rangka menghadiri hal-hal yang tidak diinginkan diharapkan semuanya setidak-tidaknya harus cerdas dalam bersikap terutama di Medsos. Sebab, dalam demokrasi, hak yang dimiliki seseorang tidak boleh menciderai hak orang lain.
Pendekatan politik yang positif dengan nilai-nilai etika dan integritas, serta dengan gaya komunikasi yang landai cukup kuat dan efektif dalam mengatasi tantangan politik yang lagi memanas saat ini. Etika politik terkesan tidak mutlak diperlukan bagi sebagian pendukung dan simpatisan calon Bupati.
Padahal, semua mengetahui etika politik merupakan prinsip dasar yang dijadikan sebagai pondasi pembentukan karakter politik, sehingga ke depannya pemimpin terpilih dapat mengendalikan perjalanan roda pemerintahan dengan baik.
Dalam berpolitik seharusnya mengedepankan etika dan moral. Salah satunya, ditandai dengan kedewasaan saat berdialog, memposting berita-berita di medsos yang kesemuanya minimal harus terukur dan tidak melanggar etika politik dan Hukum, guna menjaga semua itu, sehingga semua simpatisan dan kelompok dan seluruh masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu dapat menomorduakan kepentingan pribadinya.
Penulis menyadari kadang-kadang kita bisa ngomong tapi susah untuk melakukannya. Memang benar semua pasangan calon dan Tim suksesnya telah bersepakat dan mendeklarasikan melakukan kampanye damai dan aman, tapi begitu bersimpangan dengan yel-yel yang bikin panas, sehingga semua pendukung dan simpatisan tidak mampu menahan diri.
Hal ini, berimbas pada terjadinya saling serang dan tidak sedikit saling mencaci maki di Media Social (Medsos). Ini tentunya
berdampak pada tidak sehatnya kita berdemokrasi. Dengan demikian, mengahadapi suasana politik saling hujat di medsos penulis mengajak kita semua untuk menuntun masyarakat pendukung dan simpatisan guna membentuk karakter yang beradab.
Sikap yang harus dilakukan yakni bagaimana menjunjung nilai-nilai toleransi, menjunjung tinggi keadilan, sopan dan santun. Selain itu, juga pembentukan karakter dapat dijabarkan tentang menjunjung tinggi nilai persatuan Masyarakat, meskipun masyarakat diwarnai oleh beberapa pilihan politik yang berbeda namun tetap dalam tujuannya yakni Membangun Daerah Bumi Nggahi Rawi Pahu Kearah yang lebih baik.(*)
Penulis adalah Anggreana Yudha, yang merupakan Mantan Pimred Dompu News dan saat ini berprofesi sebagai Advokat (Pengacara).