Kegiatan Tablig Akbar di Desa Kramabura Kecamatan Dompu. (ist/Topikbidom.com) |
Dompu, Topikbidom.com - Komunitas Pencinta Islam (Kompi) Kabupaten Dompu, Minggu (16/8/2020) menggelar Tablig Akbar di Lapangan Bola Dusun Roda Timur Desa Kramabura Kecamatan Dompu.
Kegiatan bertema Peran Pemuda dan Ulama Dalam Menjaga Keutuhan NKRI ini, dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT RI Ke-75 Tahun 2020. Tablig Akbar ini pun, disampaikan secara langsung oleh Ustad Abdul Hakim Bin Seff.
Pada kegiatan ini, juga dihadiri
Dandim 1614/Dompu Letkol Inf. Ali Cahyono, S Kom, Kapolres Dompu diwakili oleh Kabag Op Polres Dompu Kompol Nusra Nugraha, Danramil 1614-01/Kota Kapten Inf. M. Yamin, Ustad Abdul Hakim Bin Seff, Pimpinan Pondok As salam Ustad Mujahidul Haq, Pimpinan Rumah Al-Qur'an Husnul khatimah Dompu Ustadz M. Taqiuidin S.Pdi, Ustad Zainuddin Spdi Ketua ponpes Usman bin Affan, Ustad Muslamin Ketua Pompes Sakinah, Ustadz Zulfikifli S.Pd, Ustadz Iksan, Kades Karamabura Aswan, Babinsa Karamabura Koptu Faruk, Perwakilan Santri, Babinkamtibmas Desa Karamabura, Tokoh agama, masyarakat, pemuda dan undangan lainnya.
Kegiatan ini pun, diawali pembacaan kalam Ilahi yang bacakan oleh santri pompes As salam Wildan.
Ketua Panitia Ustadz Ikhsan S.Pd, melalui penyampaian laporannya menyatakan, bahwa pihaknya selaku Kompi Dompu
yaitu pemuda dan ulama dalam menjaga keutuhan NKRI Negara kesatuan republik Indonesia.
"Kegiatan kami organisasi Kompi ini telah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan diantaranya menggalang dana untuk membantu musibah kebakaran yang ada di Kabupaten Bima," ujarnya.
Ustadz Ikhsan S.Pd menyebut, sama yang terkumpul dari kegiatan penggalangan sebanyak RP 10 Juta
ditambah 1 ton besar dan pakaian 12 karung dan sudah diserahkan untuk para korban yang tertimpa musibah.
"Tujuan kami didalam membentuk komunitas pecinta Islam ini adalah untuk membentuk anak anak muda dari Desa kramabura agar bisa bersatu untuk melawan kebatilan," jelasnya.
Kades Karamabura Kecamatan Dompu Aswan mengatakan, pihakny atas nama pemerintah desa menyapaikan permohon maaf karena tidak bisa mendukung dengan anggaran terhadap kegiatan ini karena pelaksanaanya yang dilakukan oleh para pemuda ini sangat singkat.
"Perlu diketahui bersama terutama masyarakat karamabaura bahwa anggaran desa sudah di pangkas dan ditentukan oleh negara untuk melakukan pembayaran terhadap BLT sebesar RP 350 juta ditambah 9 orang jadi jumlahnya hampir RP 600 Juta. Itulah kami tidak bisa membantu dalam kegiatan apapun," ungkapnya.
Disela waktu, Dandim 1614/Dompu Letkol Inf Ali Cahyono S.kom, melalui sambutanya pada kegiatan ini mengatakan, pijaknua dari awal sudah diinformasikan atau dikomunikasikan untuk kegiatan Kompi ini. Terutama kata Dia, dalam pengambilan atau menentukan tema kegiatan.
"Alhamdulillah tema sudah ditentukan oleh panitia yaitu peran pemuda dan ulama dalam menjaga keutuhan NKRI,dalam rangka merayakan hari ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia yang ke-75," jelas Letkol Inf Ali Cahyono S.kom.
Letkol Inf Ali Cahyono S.kom, menyebut, Insyah Allah Danrem 162/Wira Bhakti akan ikut bersama-sama melaksanakan hari ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia yang ke-75 di pondok pesantren Assalam. Danrem 162/WB akan bertindak sebagai inspektur upacara.
"Kami juga mengharapkan kepada masyarakat untuk ikut hadir menyaksikan upacara yang akan diselenggarakan di pondok assalam," tuturnya.
Menurut Letkol Inf Ali Cahyono S.kom, ulama dan pemuda adalah bagian dari pihak yang ikut berjuang melawan penjajah hingga berhasil merebut kemerdekaan."Hal ini tertuang dalam sejarah kemerdekaan RI," jelasnya.
Sementara itu, Ustad Abdul Hakim Bin Seff melalui Tausiahnya menyampaikan, kegiatan kegiatan seperti ini bisa selalu dilaksanakan oleh anak anak mudah dan toko ulama untuk menjaga keutuhan NKRI.
Ia menyebut, sejarah tentang peran pemuda dan ulama pada masalalu dalam rangka mengembangkan kemerdekaan negara Indonesia melalui perjuangan dan pengorbanan jiwa raga. "untuk itu kita harus menghargai jasa para pahlawan pahlawannya yang telah mendirikan negara ini," kata Ustad Abdul Hakim Bin Seff.
Menurut Ustad Abdul Hakim Bin Seff, ada juga saat itu ada tentara tentara Sabilillah yang dimiliki oleh organisasi Islam laskar-laskar Islam dan Mujahidin untuk merebut kemerdekaan,setelah itu mereka gabung untuk masuk menjadi tentara (PETA).
Dalam perjalanannya tahun 1945 terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) lalu menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terakhir, barulah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI dengan ulama harus menjadi satu untuk menjaga NKRI.
"Perlu ketahui oleh anak anak muda sekarang bahwa negara kita ini pernah di jajah oleh lima negara yakni Portugis, Spanyol, Belanda, Jepang dan kemudian sekutunya Inggris. Kita harus bisa mencontohi seperti jendral Sudirman yang telah berjuang bersama ulama untuk memerdekakan negeri ini dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu," paparnya. (Rul)