Tuntut Transparansi Pembangunan Dam Mada Nduru dan Raba Kalagoa, AMNS Dompu Unjukrasa di Kantor BWS NT Satu

Kategori Berita

.

Tuntut Transparansi Pembangunan Dam Mada Nduru dan Raba Kalagoa, AMNS Dompu Unjukrasa di Kantor BWS NT Satu

Rabu, 13 Januari 2021

 

AMNS Dompu, saat melakukan aksi unjukrasa di halaman kantor BWS NT 1 

Dompu, Topikbidom.com - Puluhan orang yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Ncihi Saneo (AMNS) Kabupaten Dompu, Rabu (13/1/2021) melakukan aksi unjukrasa di halaman kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) NT 1 yang berlokasi di wilayah Kabupaten Dompu. 


Unjukrasa ini, dilakukan untuk mempertanyakan kelanjutan pembangunan saluran irigasi dari 2 Dam yakni Mada Nduru dan Raba Kalogoa. Selain itu, juga meminta air bersih untuk warga Desa Saneo dan penghijauan (reboisasi) terhadap kondisi hutan yang telah rusak. "Inilah alasan kenapa kami melakukan aksi unjukrasa di kantor BWS NT 1," ungkap Koordinator Lapangan (Korlap) AMNS Dompu, Haedir alias Onall.


Melalui pernyataan sikapnya, AMNS juga menyampaikan gerakan yang dilakukan masyarakat dan pemuda Ncuhi Saneo sebagai bentuk sikap kekecewaan terhadap BWS NT 1. Padahal berdasarkan undang undang 1945 pasal 33 ayat 3 menjelaskan bahwa Bumi Air Alam yang dikelola oleh Negara dan untuk kemakmuran rakyat. 


"Tapi nyatanya, pemeritah daerah khususnya BWS NT 1 terkesan menjadikan Pembangunan proyek dua dam itu sebagai ajang bisnis bagi mereka," ungkapnya. 


Lanjut Onall, Pemkab Dompu dalam hal ini BWS NT 1, terkesan sudah membodohi masyarakat Desa Saneo. Hal itu terbukti, dengan tidak adanya lanjutan pekerjaan irigasi diantara 2 Dam tersebut. "Bagiamana masyarakat bisa merasakan manfaat, sementara saluran irigasi itu tidak ada," katanya.


Onall menceritakan, cikal bakal hadirnya dua 2 Dam tersebut atas dasar permintaan masyarakat Desa Saneo. Dengan kehadiran Dam Raba Baka Kompleks (RBK) sebagai kontribusi PT terhadap masyarakat Desa Saneo karena wilayah sasaran pembangunan proyek RBK ada pada areal wilayah Hutan (sungai) Desa Saneo.


Ia juga menilai, pemerintah (BWS NT 1) telah mengambil keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan akibat dari ketidak berkelanjutan pembangunan irigasi yang merugikan masyarakat Desa Saneo.


"Kami juga menilai pembangunan proyek itu telah gagal karena 2 Dam itu tidak jelas. Karena air untuk kebutuhan mengalihfungsikan lahan (dari lahan kering ke lahan basah)," bebernya. 


Berangkat dari hal ini, pihaknya selaku AMNS Dompu meminta pertanggungjawaban BWS NT 1. "Kami akan terus melakukan aksi unjukrasa dan melakukan hal hal kami anggap benar, apabila tuntutan kami belum juga direalisasikan," tegasnya. 


Sementara itu, sampai berita ini diunggah pihak BWS NT 1 belum juga berhasil ditemui untuk dimintai tanggapannya. (Rul)