Para pedagang di lokasi pasar atas Dompu (dok: Topikbidom.com) |
Dompu, Topikbidom.com - Sudah beberapa pekan ini, harga kebutuhan pokok (Sembako) mengalami kenaikan. Akibatnya, para pedagang di Pasar atas, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, mengalami kerugian. Bahkan mereka juga mengaku tidak pernah mendapat perhatian (bantuan) dari pemerintah.
Pedagang Sembako pasar atas Dompu, Nurjanah (45 tahun) warga lingkungan Swete Barat, Kelurahan Bali Satu, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu mengaku sampai saat ini sejumlah Sembako mengalami kenaikan harga.
Hal itu terbukti, Tomat dari harga Rp. 5 ribu naik menjadi Rp. 15 ribu perkilonya.Cabe Kriting dari harga Rp. 25 ribu, naik menjadi Rp. 35 ribu perkilo. Bawang putih dari Rp. 25 ribu naik menjadi Rp. 35 ribu. Wortel dari harga Rp. 18 ribu naik menjadi Rp. 20 ribu.
"Kenaikan harga ini sangat luar biasa dan sangat berdampak menurunnya pendapatan kami para pedagang," ungkapnya, saat di konfirmasi di lokasi pasar atas Dompu, Sabtu (29/1/2022).
Situasi nampak sepi di lokasi pasar atas Dompu (dok: Topikbidom.com) |
Diakui Nurjanah, semenjak kenaikan harga sembako ini menimbulkan kerugian yang sangat luar biasa akibat minimnya jumlah para pembeli. Bahkan, dagangannya membusuk (tidak layak lagi dijual) akibat sepinya pembeli.
"Biasanya perhari saya pendapatan saya dari hasil berdagang di lokasi pasar ini Rp. 1 juta per-hari. Tapi setelah adanya kenaikan harga sembako, pendapatan hanya Rp. 300 ribu perhari," katanya.
Nurjanah juga mengaku, sampai saat ini tidak ada perhatian pemerintah terhadap para pedagang. "Saya sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah," terangnya.
Senada dengan pernyataan pedagang pasar atas Dompu lainnya, Tina (50 tahun) warga lingkungan Kota Baru Kelurahan Bada, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pada wartawan, Ia membenarkan harga sembako mengalami kenaikan yang sangat luar biasa.
Ia menyebut, Beras dari harga Rp. 10 ribu naik menjadi Rp. 12 ribu perkilo. Minyak tanah dari harga Rp. 18 ribu naik menjadi Rp. 25 ribu per-liter. Minyak Kelapa dari harga Rp.18 ribu naik menjadi Rp. 23 per-liter. Telur dari harga Rp. 45 ribu naik menjadi Rp. 55 ribu per-krak. Daging ayam dari harga Rp. 45 ribu naik menjadi Rp. 50 ribu perkilo. Daging kambing dari harga Rp. 95 ribu naik menjadi Rp. 1.25 ribu per-kilo.
"Kenaikan harga ini, tentunya membuat kami pedagang rugi dan dagangan kami sampai rusak akibat kurangnya daya minat pembeli," ungkapnya.
Ia menyebut, pemerintah terkesan tidak memikirkan nasib para pedagang. "Kami selama ini tidak pernah mendapat bantuan pemerintah. Padahal kami ini warga yang tentunya juga membutuhkan bantuan," katanya.
Apalagi lanjut Tina, dampak dari pandemi Covid-19 mengakibatkan menurunnya pendapatan ekonomi para pedagang karena minimnya jumlah pembeli yang datang. "Akibatnya dagangan kami banyak yang rusak," tuturnya.
Pantauan wartawan Topikbidom.com, suasana di lokasi pasar atas Dompu, nampak sepi dan tidak seperti biasanya. Hal ini, disebabkan kurangnya daya minta masyarakat yang datang untuk membeli dagangan para pedagang di lokasi pasar setempat. RUL