Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi SE (dokumentasi Dinas Kominfotik Kota Bima)
Kota Bima, Topikbidom.com
– Tradisi budaya salah satunya Rimpu, sampai saat ini menjadi tren budaya dikalangan
Masyarakat Kota Bima. Rimpu adalah cerminan budaya bagi kau perempuan daerah
Maja Labo Dahu (Semboyan Bima).
Kebiasaan rimpu oleh
kalangan perempuan, juga mendapat perhatian serius dari Wali Kota Bima H
Muhammad Lutfi SE. Melalui momentum Pawai Rimpu Mantika yang berlangsung Minggu
7 Mei 2023 di halaman kantor Wali Kota Bima, orang nomor satu di Kota Bima ini
mengatakan rimpu mempunyai sejarah besar bahwa orang Bima, mempunyai falsafah hidup
Maja Labo Dahu (Malu dan Takut). “Artinya perempuan – perempuan Bima pada masa itu,
bagaimana proses islamisasi yang ada di tanah Bima mengenakan kain rimpu menutup
auratnya,” ungkap H Muhammad Lutfi SE.
Lanjut Wali Kota,
perempuan (gadis) Bima mengenakan Rimpu Cili dan perempuan yang menikah mengenakan
Rimpu Tolo. Maka itu, dirinya bersama Wakil
Wali Kota Bima, sangat bangga karena tradisi ini sangat dirawat masyarakat Kota
Bima. Menurutnya, tidak mudah merawat tradisi dan hanya orang-orang yang memiliki
kesadaran bahwa tradisi dan budaya
merupakan nilai-nilai yang tidak bisa dilupakan.
“Daerah yang menjaga
tradisi dan budaya, itu daerah yang mempunyai falsafah hidup dan menjaga norma –
norma yang ada di daerahnya. Kita tahu Maja Labo Dahu bukan sekedar hadir serta
merta, tapi merupakan wajah denyut nadi masyarakat Bima. Masyarakat yang takut
kepada Allah SWT, malu kepada manusia sehingga bisa menjaga norma-norma yang ada.
Semua tahu orang Bima budaya malunya sangat tinggi, tidak melakukan atau menabrak
norma – norma, tidak bermaksiat dan tidak melakukan hal- hal yang gibah,”
jelasnya.
Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Bima, Apresiasi dan Nyatakan Kegiatan Festival Rimpu Terus Ditingkatkan?
Lanjut Wali Kota, dirinya
bersama Wakil Wali Kota Bima, mengapresiasi festival Rimpu ini dan sudah dilaksanakan
selama 3 tahun secara berturut-turut, bahkan tahun 2019 kemarin kegiatan ini
mendapat Rekor Muri, kemudian juga di tahun 2022 lalu, begitu banyak tumpah
ruah masyarakat yang hadir. Begitu, juga di tahun 2023 ini, tidak membuat
masyarakat menyerah (gerah), ternyata melihat ekonomi tumbuh, masyarakat tenun semakin
percaya diri bahwa produk – produknya bukan saja laku di Kota Bima, tapi laku
di belahan antero masyarakat yang ada.
“Ini menandakan
partisipasi dari Dekranasda Kota Bima yang luar biasa dibawah kepemimpinan Umi
Ely, mengingat setiap tahun komitmen mendorong UMKM atau usaha – usaha masyarakat
pertenunan dengan bantuan benang – benang, sehingga riak pikuk pada pertenunan
begitu banyak corak corak yang tidak
bisa dihitung warnanya sehingga estetika (nilainya) menandakan bangsa kita
adalah bangsa yang penuh dengan seni dan budaya. Kita harus bangga menjadi
orang Bima,” terangnya.
Wali Kota, juga menyampaikan
rasa terimakasih kepada masyarakat dan pihak lainnya termasuk institusi TNI
Polri, BUMN, Kementerian Agama dan lainnya yang ikut berpartisipasi memeriahkan
festival Rimpu Mantika. Menurutnya, Bahasa
MANTIKA bukan sekedar Cantik, tapi cantik hatinya, budi pekertinya, perilakunya,
sehingga orang Bima bisa dipandang untuk menjaga norma – norma untuk kehidupan
kebudayaan. Ia, percaya perilaku cantik di Kota Bima tidak ada hentinya. Itu terbukti,
sampai saat ini Kota Bima setara dengan kota-kota lainnya, kota yang membangun
dan kota menggagas inovasi. “Semua ketahui bersama, setelah saya masuk bersama
pak wakil, inovasi yang diraih Kota Bima dari urutan yang ke 430 menjadi urutan
5 besar,” ungkapnya lagi.
Wali Kota Bima
Ungkap Prestasi di bidang pelayanan publik dan mampu meraih urutan ke 3
se-Indonesia?
Sambung Wali Kota, daerah
ini (Kota Bima) meraih pelayanan Publik nomor 3 se-Indonesia. Artinya, budaya pungut
memungut dan sogok menyogok di dalam pelayanan birokrasi, tidak ada. “Begitu,
juga dengan perilaku-perilaku pelanggaran lainnya tidak ada dan bukti ini diambil sampling dari masyarakat,” terangnya
lagi.
Lutfi-Fery
(Wali Kota dan Wakil Wali Kota) Bima, Pastikan Perilaku Sogok Menyogok Tidak
Ada?
Tambah Wali Kota, perilaku
(budaya) sogok meyogok di dalam jabatan tidak ada, sebab dirinya dengan wakil
wali kota, punya komitmen perilaku semacam itu tidak pernah ada. “Kami memimpin
Kota Bima dengan rasa, kami bukan anak siapa – siapa, tapi kami membangun Kota
Bima dengan rasa, cinta dan kasih sayang untuk mengantarkan Kota Bima yang
lebih maju lagi dan lebih setara dengan kota – kota lain. Saya atas nama
pemerintah Kota Bima menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak di Kota
Bima. Tanpa dukungan semua pihak tidak mungkin pesta budaya rimpu ini bisa
terlaksana dengan baik,” tandasnya. RUL/$