Kisah Muhammad Fahruk Pemuda Asal Kabupaten Dompu, 10 Kali Ikut Tes TNI-AD dan TNI-AU, Namun Gagal

Kategori Berita

.

Kisah Muhammad Fahruk Pemuda Asal Kabupaten Dompu, 10 Kali Ikut Tes TNI-AD dan TNI-AU, Namun Gagal

Senin, 13 Mei 2024
Muhammad Fahruk, saat mengikuti tes TNI


Dompu, Topikbidom.com - Seorang pemuda asal Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Fahruk, belum lama ini menceritakan kisahnya mengikuti tes TNI-AD dan TNI-AU, selama 10 kali. 


Namun, sayangnya ditengah kegigihan dan semangat serta impiannya untuk menjadi seorang prajurit TNI-AD, nasib berkata lain alias tetap dinyatakan tidak lulus. 


Perjuangan Muhammad Fahruk yang merupakan anak dari pasangan Syamsuddin dan Umrah warga Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, untung mengikuti tes TNI-AD sangat luar biasa dan patut diacungi jempol. 


Bagaimana kisah perjalan Muhammad Fahruk dalam mengikuti tes TNI-AD dan TNI-AU. Berikut kisahnya?


Orang tua Muhammad Fahruk, Syamsuddin, warga Desa Saneo, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, mengatakan Muhammad Fahruk, sejak kecil sudah ber cita-cita menjadi prajurit TNI-AD. Impian dan harapan Muhammad Fahruk, tentunya mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua dan keluarga. 


Muhammad Fahruk (kanan), saat mengikuti tes TNI 


Maka itu, usai dinyatakan lulus di bangku SMA, Muhammad Fahruk yang saat itu ber-umur 18 Tahun  mulai mengikuti tes Tamtama Gelombang Pertama TNI-AD melalui Kodim 1614/Dompu Tahun 2020. Muhammad Fahruk dikirim dan mengikuti tes TNI-AD tersebut di Mataram, tepatnya Korem 162/WB. 


Namun, sayangnya Muhammad Fahruk mengalami kegagalan pada tes Jasmani. "Saat itu, anak saya dinyatakan tidak lulus pada saat tes Jasmani," ujarnya Syamsuddin orang tua dari Muhammad Faruk. 


Kegagalan ini, pun tidak memutuskan semangat Muhammad Fahruk, untuk menjadi prajurit TNI-AD. Hal itu, terbukti di tahun yang sama (tahun 2020) Muhammad Fahruk, kembali mendaftarkan diri pada tes Bintara TNI-AD di Korem 162/WB. "Namun tes pada tes kali ini juga anak saya gagal di tes Jasmani," ungkapnya. 


Tidak sampai disitu, di akhir tahun 2020 juga Muhammad Fahruk, kembali mendaftarkan diri mengikuti tes Tamtama TNI-AD gelombang kedua di Korem 162/WB. 


"Namun, saat itu itu anak saya berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit Feri Kakel sehingga disarankan untuk operasi lebih dulu. Alhamdulillah, akhirnya sembuh," jelasnya. 


Kemudian, di tahun 2021 Muhammad Fahruk, kembali mendaftarkan untuk mengikuti tes Tamtama TNI-AD gelombang pertama di Korem 162/WB. "Pada tes kali ini, anak saya kembali gagal di tes Jasmani," terangnya. 


Setelah itu, dipertengahan tahun 2021, ada pembukaan tes Akmil TNI-AD. Muhammad Fahruk, pun mendaftar dan mengikuti tes di Korem 162/WB. "Tes kali ini juga, anak saya kembali dinyatakan tidak lulus di tes kesehatan pertama," jelasnya lagi. 


Lanjut Syamsuddin, merasa belum rezeki mengikuti tes TNI-AD di Korem 162/WB, akhirnya pertengahan tahun 2022, Muhammad Fahruk, mencoba mengikuti tes Bintara TNI-AD di wilayah Kodim Timika Papua. "Anak saya dinyatakan tidak lolos tes di Pantukhir Daerah (Parade)," terangnya lagi. 


Perjuangan dan semangat Muhammad Fahruk, untuk mengikuti tes TNI-AD, terus berlanjut. Hal itu, terbukti di tahun yang sama tepatnya 2022, Muhammad Fahruk kembali mendaftarkan diri melalui Kodim Timika Papua. 


"Alhamdulillah, anak lolos sampai seleksi tingkat pusat ke Jaya Pura. Namun, anak saya dinyatakan tidak lolos di tes Pantukhir Pusat (Pantohi akhir)," tuturnya. 


Setelah berbagai proses yang dilewati, akhirnya Muhammad Fahruk, memutuskan untuk meninggalkan Jara Pura, kemudian ke Timika Papua dan memilih untuk beristirahat di wilayah Kota Makassar, selama beberapa Minggu. 


Kemudian, di setelah berada di Makasar selama beberapa Minggu, Muhammad Fahruk, menuju ke wilayah Kupang NTT. Di wilayah inilah (Kupang NTT), Muhammad Fahruk, kembali mencoba untuk mendaftar diri tes Tamtama TNI-AU melalui Lanud Eltari Kupang awal Tahun 2023. 


Namun, setelah 2 bulan proses seleksi di daerah Kupang, akhirnya di bulan Februari 2023 dinyatakan lolos seleksi ke pusat, tepatnya di Solo (Jawa Tengah). "Setelah 1 bulan di solo mengikuti tes, akhirnya anak saya tidak lolos di tes Pantukhir Pusat," paparnya. 


Setelah dinyatakan gagal di wilayah setempat, akhirnya Muhammad Fahruk, kembali ke tanah kelahirannya di Kabupaten Dompu tahun 2023. Setelah beberapa bulan berada di Kabupaten Dompu, akhirnya di bulan Desember 2023, Muhammad Fahruk, meminta ijin kepada orang tuanya untuk mengikuti tes Tamtama TNI-AU Gelombang Pertama  di Lanud Eltari Kupang. 


"Di bulan Januari sampai Februari tahun 2024, anak saya mendaftar dan mengikuti tes itu, tapi gagal lagi di psikotes daerah," katanya. 


Kemudian, di akhir bulan Februari Tahun 2024, Muhammad Fahruk kembali mendaftar dan mengikuti tes Bintara TNI-AU melalui Lanud Eltari Kupang. "Anak saya kembali gagal di tes  Pantukhir Daerah," katanya lagi.


Berbagai perjalanan dan perjuangan Muhammad Fahruk mengikuti tes TNI-AD dan TNI-AU, sangat luar biasa. Bahkan, di detik detik terakhir menuju tes ke pusat Solo, namun gagal di Pantukhir Daerah. Padahal, saat itu dari 100 lebih orang yang mendaftar, Muhammad Fahruk salah satu orang yang lolos sampai tes kesehatan kedua dan Pantukhir Daerah. 


Diakui Syamsuddin, semangat anaknya untuk menjadi abdi negara (prajurit TNI-AD dan TNI-AU) sangat luar biasa. Hal ini, dibuktikan dengan 10 kali anaknya mengikuti tes tersebut. Tapi, sayangnya nasib berkata lain. 





Seandainya, saja ada kebijakan khusus bagi anak anak bangsa yang sudah puluhan kali mengikuti tes, tapi gagal. Mestinya ada kebijakan dari para panitia pelaksana tes. Apalagi, semangat Muhammad Fahruk, sangat luar biasa dan tidak pernah mengenal lelah untuk mengikuti tes menjadi seorang prajurit TNI. 


Sebagai orang tua, Syamsuddin sangat berharap adanya perhatian baik di tingkat daerah, maupun tingkat pusat, agar bisa meloloskan anaknya yakni Muhammad Fahruk, menjadi seorang prajurit TNI-AD atau pun TNI-AU. 


"Kami sebagai orang tua sangat mendukung cita cita Muhammad Fahruk yang sudah puluhan kali mengikuti tes, tapi selalu saja gagal," tuturnya. 


Semoga dibatas umur mengikuti tes, Muhammad Fahruk, bisa lolos dalam tes Bintara TNI-AD tahun 2024. "Sampai sekarang kami masih menunggu informasi pembukaan tes Bintara TNI-AD. Semoga saja anak saya bisa lolos," paparnya. 


Tambah Syamsuddin, sebagai orang tua, akan terus mendukung dan mendoakan anaknya yakni Muhammad Fahruk, agar sukses menggapai cita-citanya. Apalagi, semangat Muhammad Fahruk, sangat luar biasa untuk terus mengikuti tes, demi ingin mengabdi pada bangsa dan negara. 


Pihaknya, juga berharap kepada panitia, khususnya pengambil kebijakan teratas, agar bisa mempertimbangkan Muhammad Fahruk, untuk menjadi seorang prajurit. "Ini harapan besar kami sebagai orang tua. Semoga saja bisa mendapat perhatian karena Muhammad Fahruk sudah 10 kali mendaftar untuk menjadi TNI-AD dan TNI-AU," tandasnya. RUL