Kepala Distabun Dompu, Syahrul Ramadhan SP
Dompu,
Topikbidom.com – Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Kabupaten Dompu, dibawah kendali Syahrul Ramadhan SP (Plt. Kepala Distanbun
Dompu), terus meningkatkan peran dan tugasnya dalam mewujudkan kesejahteraan Petani
di wilayah Kabupaten Dompu. Apalagi, Distanbun merupakan poros terpenting untuk
mendongkrak kemajuan program Jagung, Porang, Padi, Sapi dan Ikan (Jara Pasaka).
Plt. Kepala Dinas
Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan SP, mengatakan
perhatian Pemerintah Pusat dan Provinsi NTB, terhadap para petani di Kabupaten
Dompu, selalu ada dan tidak pernah ada habisnya. Hal ini, dibuktikan dengan adanya
berbagai bantuan fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran serta
peningkatan aktivitas pertanian.
Perhatian yang sama,
juga dilakukan Pemerintah Daerah Dompu, terhadap para petani. Khususnya, dalam
melakukan pemenuhan kebutuhan air di areal pertanian. Termasuk, mewujudkan
pembuatan jalan usaha tani, pengeboran air dan pemberian fasilitas penyaluran air
di areal persawahan (Pompa Air). “Artinya pemerintah tidak berdiam diri dan
tetap membantu petani,” ujarnya, Kamis (14/11/2024).
Lanjut Syahrul,
bicara pertanian, itu kuncinya lahan dan air. Ada lahan, tapi tidak ada air,
maka pemanfaatannya tidak optimal. Sebaliknya jika ada air, sudah pasti proses
panen bisa dilakukan tiga kali dalam setahun. “Sumber air baku, sumur dalam dan
air bor dangkal, tentunya akan mampu mengoptimalkan peningkatan aktivitas
pertanian,” jelasnya.
Lantas, apa
yang dilakukan Distanbun, untuk melakukan pemenuhan kebutuhan air di areal
pertanian?
Pihaknya mengambil
langkah strategis sebagai bentuk optimalisasi pemanfaatan lahan dengan cara
meng-eksploitasi potensi air, menggunakan air baku diangkat dengan pompa
(sistem pompanisasi). Melakukan bor air dengan sistem hitungan dibawah 60 keatas,
itu menjadi bor dalam. Kalau 60 kebawah, itu bor dangkal. “Ini bisa dikonversikan
untuk bisa mengairi 10 sampai 20 hektar lahan. Kondisi lahan yang dulunya
tegalan, itu menjadi lahan irigasi teknis. Artinya kebutuhan air di areal
pertanian mampu kami wujudkan,” terangnya.
Menurut Syahrul, fasilitas
jalan usaha tani, mesin pompa air dan lain lain merupakan kebutuhan mendasar
bagi petani untuk meningkatkan aktivitasnya. “Hal ini merupakan faktor utama untuk
meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Lantas, bagaimana
penanganan untuk petani jagung, khususnya mengenai bantuan bibit jagung
Subsidi?
Bibit jagung Subsidi
yang bersumber dari pemerintah, saat ini sudah berlaku terbalik. Biasanya,
tempo dulu penyaluran bibit jagung berdasarkan kouta pembagian dari Pemerintah
Pusat. Namun, sekarang pusat menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah
untuk melihat mana saja katagori petani yang berhak mendapatkan bantuan bibit
jagung subsidi.
Tidak bisa
dipungkiri, petani banyak melakukan aktivitas penanaman jagung di areal kawasan
(hutan). Kondisi ini menjadi perhatian pemerintah pusat, agar tidak lagi memberikan
bantuan bibit jagung kepada petani yang memanfaatkan hutan. “Tujuannya, agar hutan
yang gundul bisa kembali dihijaukan dengan tidak lagi menanam jagung. Intinya,
penerima bantuan bibit jagung berdasarkan jumlah petani yang melakukan
aktivitas tanam jagung di areal yang bukan kawasan,” tandasnya. RUL