Pantai Lakey Memohon Pertolongan, Abrasi Mengancam Masa Depan

Kategori Berita

.

Pantai Lakey Memohon Pertolongan, Abrasi Mengancam Masa Depan

Rabu, 15 Januari 2025
Kondisi Pantai Lakey 


Dompu, Topikbidom.com -  Abrasi yang melanda Pantai Lakey, Hu’u, Dompu, kini semakin mendekati titik kritis. Gelombang besar yang diprediksi terjadi tanggal 15 sampai 19 Januari Tahun 2025, ini  mempercepat kerusakan, meninggalkan garis pantai yang terkikis dan ancaman nyata bagi masyarakat serta pelaku usaha di kawasan ini.


Sejumlah hotel, seperti Any Lestari, Balumba Hotel, dan Aman Gati, hanya berjarak sekitar satu meter dari bibir pantai yang terus tergerus. Kecemasan semakin memuncak karena tidak ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi ancaman ini. 


Kondisi Pantai Lakey 


Salah satu pemilik hotel di wilayah Pantai Lakey, Kecamatan HU'u, Kabupaten Dompu, Abdurahman, pada media ini mengungkapkan keresahannya. Ia, juga mengaku sudah melakukan berbagai langkah penanganan, tetapi upaya pihaknya tidak cukup untuk melawan kekuatan abrasi ini. 


"Kami membayar pajak setiap tahun, berharap pemerintah akan hadir membantu kami. Tapi nyatanya, kami harus berjuang sendirian,” ujarnya, Kamis (16/1/2025)


Hal yang sama juga diungkap Aba La Kenan, tokoh masyarakat yang juga terlibat dalam upaya swadaya mengatasi abrasi. Menurutnya, abrasi ini bukan hanya masalah ekosistem, tetapi juga menyangkut kehidupan ribuan orang yang bergantung pada sektor pariwisata Pantai Lakey.


“Pantai Lakey ini bukan hanya tempat wisata, ini adalah sumber kehidupan kami. Jika abrasi terus dibiarkan tanpa solusi, kami tidak hanya kehilangan pantai, tetapi juga kehilangan mata pencaharian kami. Bagaimana nasib para pelaku usaha yang bergantung pada destinasi pantai ini?” ungkap Aba La Kenan penuh kekhawatiran.


Selama ini, masyarakat dan pelaku usaha setempat telah mencoba berbagai cara untuk menahan abrasi, mulai dari menumpuk batu hingga memasang material sementara. Namun, semua itu hanya bertahan sesaat. Ombak besar yang datang menghancurkan segala upaya mereka.


“Kami tidak meminta lebih, kami hanya ingin pemerintah mendengar dan bertindak. Jika terus dibiarkan seperti ini, Pantai Lakey yang dulu menjadi kebanggaan akan menjadi kenangan,” tambah Aba La Kenan.


Pantai Lakey telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi selancar terbaik dunia. Namun, tanpa tindakan nyata dari pemerintah, daya tarik itu akan memudar, dan masyarakat setempat harus menanggung beban yang seharusnya tidak mereka pikul sendiri.




Masyarakat menyerukan perlunya langkah konkret, seperti pembangunan revetment atau pemecah gelombang permanen, untuk melindungi kawasan ini. Mereka juga berharap pajak yang selama ini mereka bayarkan dapat diwujudkan menjadi bentuk nyata perlindungan bagi pantai dan kehidupan mereka.


“Pemerintah harus segera hadir. Ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi soal masa depan kami. Pantai Lakey adalah rumah kami, dan kami tidak bisa kehilangannya,” tutup Abdurrahman dengan penuh harap. (RUL)