Pembangunan RKB SMAN 1 Pekat Amburadul dan Lewati Batas Waktu, Ramadhan Minta Gubernur NTB, APH Bertindak

Kategori Berita

.

Pembangunan RKB SMAN 1 Pekat Amburadul dan Lewati Batas Waktu, Ramadhan Minta Gubernur NTB, APH Bertindak

Jumat, 28 Maret 2025
Papan informasi proyek 


Dompu, Topikbidom.com - Pemuda Peduli Pembangunan dalam dunia  Pendidikan Kabupaten Dompu, Ramadhan, meminta agar Gubernur NTB dan Aparat Penegak Hukum (APH), agar menindaklanjuti masalah proyek pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan lainnya  SMAN 1 Pekat. 


Proyek yang terkesan dikerjakan secara amburadul ini, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB sebesar Rp.427.738.540 Tahun 2024. Proyek ini, dikerjakan secara langsung tim pelaksana DAK SMA Tahun 2024. 


Proyek ini, pun dikerjakan sejak tanggal 26 September sampai 15 Desember Tahun 2024 (56 hari kalender) dan sampai saat ini pekerjaannya belum tuntas. "Kami menduga ada aroma korupsi dibalik proyek pembangunan tersebut. Gubernur NTB dan APH harus segera bertindak," ujarnya, Sabtu (29/3/2025). 











BACA JUGA: Proyek Pembangunan RKB SMAN 1 Pekat Diduga Dikerjakan Asal-asalan


Menurut Ramadhan, kondisi fisik bangunan ini sangat memperihatinkan dan tidak berkualitas. Ini menujukan proyek tersebut amburadul dan tidak selesai tepat waktu. "Kabarnya proyek ini dikerjakan oleh oleh 2 perusahaan. Kalau tidak salah  CV Sinar Bintang (perusahaan ini juga mengerjakan proyek dengan anggaran Rp. 3 Miliar Lebih) dan CV Arista Jaya. Perusahaan perusahaan ini harus segera bertanggungjawab," katanya.


Ramadhan menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam terkait masalah ini dan akan segera melaporkan secara resmi di Pemerintah Provinsi NTB dan APH. "Dalam waktu dekat kami akan masukan laporan resmi," tegasnya. 


Sementara itu, Kepala SMAN 1 Pekat, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Dedi, menyampaikan apresiasinya kepada peran media atas kepeduliannya terhadap proyek pembangunan SMAN 1 Pekat. 


"Semoga pekerjaan DAK di SMAN 1 Pekat bisa dirampungkan dengan baik, sehingga sekolah nantinya bisa memanfaatkan bangunan bangunan tersebut dengan baik pula," ujarnya, melalui pesan WhatsApp dengan media ini. 


Diakui Dedi, pihaknya kurang paham dimana tuntasnya pembangunan tersebut. Apakah pekerjaannya sudah tuntas atau tidak. "Mudah mudahan pekerjaan bisa dituntaskan dengan baik," jelasnya. 


Disinggung mengenai kualitas pekerjaan pembangunan? 


Dirinya tidak mengetahui hal tersebut. Sebab mungkin nanti akan ada pihak yang akan menilai dan menguji kualitas pekerjaan pekerjaan tersebut. "Kami dari pihak sekolah tentunya menginginkan pembangunan yang berkualitas," terangnya. 


Sementara itu, sampai berita ini diunggah, pihak perusahaan belum berhasil dikonfirmasi. Meski demikian media ini akan berusaha mengkonfirmasi para pihak terkait. RUL