Pengiriman Ternak Sapi ke Jakarta, Bukhari Minta Pemerintah Tegas Terapkan SOP

Kategori Berita

.

Pengiriman Ternak Sapi ke Jakarta, Bukhari Minta Pemerintah Tegas Terapkan SOP

Kamis, 17 April 2025
Foto Bukhari (Pemuda) dan foto mobil tronton yang mengangkut ternak sapi 


Bima, Topikbidom.com - Aktivitas pengiriman Ternak sapi oleh berbagai perusahaan dengan menggunakan mobil tronton dari wilayah Bima menuju ke Jakarta, menuai sorotan dari kalangan pemuda. Salah satunya, terkait adanya dugaan pelanggaran Standar Operasional Prosedur yang dilakukan perusahaan.


"Dalam beberapa hari ini (baru berjalan 2 hari) pengiriman Sapi menggunakan mobil tronton dari wilayah Bima menuju Jakarta terus berjalan. Kami menduga adanya pelanggaran luar biasa dalam proses pengiriman ternak tersebut," ungkap, Bukhari, pada media ini Kamis (17/4/2025). 


Termasuk, dugaan pelanggaran SOP dalam hal pemeriksaan kesehatan ternak, juga diduga tidak dilakukan pengambilan sampel darah terhadap ternak yang dikirim ke Jakarta tersebut. "Kami menduga pelanggaran ini rentan terjadi dan diduga diabaikan oleh perusahaan pengirim ternak dan Dinas Peternakan," bebernya. 


Menurut Bukhari, pengiriman ternak dengan menggunakan mobil tronton untuk di bawa ke Jakarta ini sudah berlangsung sejak 2 hari dan akan berlangsung sampai akhir bulan ini. "Ternak yang dikirim ke Jakarta itu diperkirakan mencapai ribuan, bahkan ratusan ternak," katanya. 


Ada dugaan pelanggaran luar biasa yang dilakukan perusahaan pengirim ternak bekerjasama dengan oknum oknum di Dinas Peternakan. Hal itu, menyangkut pemeriksaan ternak. Misalnya, perusahaan mengajukan data ternak 200 ekor untuk dilakukan pemeriksaan, tapi pemeriksaan  kesehatan hanya dilakukan terhadap beberapa atau sejumlah ekor sapi saja alias tidak sampai 200 ekor.  


Selain itu, juga diduga tidak dilakukan pengambilan sampel darah terhadap ternak sebelum dikirim. Padahal, langkah ini sangat penting untuk memastikan ternak tersebut tidak terjangkit virus atau hal lainnya. 


Masih menurut Bukhari, perusahaan terkesan hanya memikirkan keuntungan dalam hal penjualan ijin pengiriman ternak kepada para pemilik ternak. Biaya ijinnya pun mencapai Rp.400 sampai Rp.500 ribu per-ekor. 


"Anehnya lagi, ijin yang bersumber di Dompu, tapi sumber ternak sapi itu di wilayah Bima. Padahal setiap daerah punya kouta masing-masing," ungkapnya lagi. 


Hal ini, menunjukan adanya dugaan pelanggaran besar termasuk mengenai SOP yang dilakukan perusahaan perusahaan yang melakukan pengiriman ternak tersebut. Bahkan, anehnya daerah yang seharusnya sudah habis Kouta pengiriman ternak bisa melakukan pengiriman ternak. "Kami menduga perusahaan bermain dengan oknum oknum di Dinas Peternakan," bebernya lagi. 


Berangkat dari kondisi ini, Bukhari meminta kepada pihak pihak terkait, agar segera bertindak dan tidak membiarkan kasus ini terus terjadi. Apalagi, pengiriman sapi ke Jakarta ini, akan terus berlangsung sampai akhir bulan dengan jumlah pengiriman sapi yang sangat banyak. 


"Pemerintah dan pihak terkait harus tidak tegas terhadap perusahaan dan lain lain yang diduga kuat melakukan pelanggaran termasuk soal SOP," tegasnya. RUL